Selasa, 15 Oktober 2019

Jangan Lewatkan Pejuang dari Suku Apache

Geronimo atau Gooyale (bermakna orang yang menguap) adalah pemimpin sekaligus juga dukun dari barisan Bedonkohe, Suku Apache. Ia diketahui lantaran pimpin pengikutnya dalam menjaga lokasi mereka menantang kampanye militer Meksiko serta Amerika Serikat ( AS) di Negara Sisi Chihuahua dan Sonora. Di waktu tuanya, Geronimo berubah menjadi selebriti. Akan tetapi, ia wafat dalam situasi jadi tahanan perang serta tidak diperbolehkan kembali pada kampung halamannya. Baca pula : Remaja Bertopi MAGA Ini Sanggah Mengolok Pria dari Suku Indian Namanya berubah menjadi tenar, serta dimanfaatkan misalnya Resimen Infantri Parasut ke-51 AS, dan seruan " Geronimo " untuk menyingkirkan rasa takut.
Simak Juga : contoh biografi

 Dikutip dari bermacam sumber, selanjutnya adalah biografi dari pria yang disebut yaitu pejuang paling akhir Suku Apache itu. 1. Waktu Kecil Geronimo dipercayai lahir pada Juni 1829 di Arizpe, Sonora, dekat anak sungai Turkey, area yang saat ini masuk ke sisi Meksiko. Kakeknya, Mahko, adalah kepala barisan Bedonkohe Apache. Semenjak kecil, Geronimo di besarkan berdasar pada tata trik serta nilai-nilai Apache. Ia adalah anggota dari barisan paling kecil. Dengan jumlahnya 8. 000 orang, Apache tidak cuma terima bahaya dari AS atau Meksiko. Akan tetapi pun suku Navajo serta Comanches. Sesudah ayahnya wafat, ibunya bawa Geronimo untuk hidup bersama-sama barisan Tchihende, serta pada usia 17 tahun, ia menikah dengan wanita bernama Alope.
Artikel Terkait : teks deskripsi

 Pada 5 Maret 1858, 400 tentara Meksiko dibawah pimpinan Kolonel Jose Maria Carrasco menyerang kamp Geronimo ekat Janos (Kas-ki-yeh) di waktu ia tengah berdagang. Serangan itu membunuh istri, tiga anak, dan ibunya. Kehilangan keluarganya membuat Geronimo benar-benar membenci orang Meksiko sampai akhir hayatnya. Bersama-sama pengikutnya, Geronimo kerap menyerang serta membunuh tiap orang Meksiko yang mereka dapati. Apabila ada usaha perdamaian, ia selamanya mengingat kejadian pedih itu. Kepala Tchihende Mangas Coloradas selekasnya kirim Geronimo ke barisan menantunya, Cochise, untuk membantunya balas dendam pada Meksiko. Nama Geronimo lantas nampak lantaran ditengah-tengah desingan peluru waktu pertarungan, ia terus menerjang serta menyerang pasukan Meksiko memanfaatkan pisau. Baca pula : Pria dari Suku Indian Ini Diejek Remaja Bertopi Slogan Trump 2. Kampanye Geronimo Serangan Apache pada Meksiko berlangsung padas akhir era 17. Di antara 1820-1835, sekitar 5. 000 orang Meksiko meninggal di tangan Apache. Sesudah pembantaian di Kas-ki-yeh, Geronimo menghimpun 200 orang serta mulai mengincar pasukan Carrasco yang sudah membunuh keluarganya. Pemburuan itu memakan banyak waktu 10 tahun dimana selama saat itu, kedengkian Geronimo pada pemerintah Meksiko terus mengalir. Pada awal 1850-an, lawan yang wajib ditemui Geronimo berganti mengejar mulai berakhirnya Perang Amerika-Meksiko di 1848. Washington menggantikan teritori Meksiko, terhitung ruangan yang dikendalikan Apache. Lokasi mereka mulai terancam dengan kehadiran penambang dan penduduk As. Pasalnya di lokasi Southwest diketemukan tambang emas. Apache bikin lancar serangan dengan terhitung penyergapan sadis kereta kuda migran. Baca pula : Biografi Tokoh Dunia : Sacagawea, Wanita Indian di Ekspedisi AS Cochise yang lalu berubah menjadi mertua Geronimo memetik frustasi sesudah mengatakan pemberhentian serangan, serta setuju membuat ketentuan membuat perlindungan punya Apache. Namun, persetujuan itu cuma terjadi setahun lebih dimana sesudah Cochise, wafat, pemerintah federal memungkiri janjinya. Pemerintah AS menempatkan Chiricahua ke utara sampai-sampai penduduk asing dapat tempati tanah mereka yang dulu. Ketetapan itu membuat berang Geronimo. Ia memberi perlawanan serta diketahui lantaran agresivitasnya. Akan tetapi, militer AS sukses menangkapnya pada 1877, serta ia dibawa ke reservasi Apache San Carlo. Saat empat tahun, Geronimo bertarung sesuaikan diri dengan lingkungan barunya sebelum loloskan diri pada September 1881. Lagi, ia pimpin beberapa kelompok kecil Chiricahua menantang AS. Saat lima tahun, mereka bertarung dalam peristiwa yang disebut perang Indian paling akhir dengan AS. Persepsi orang mengenai Geronimo hampir serumit orangnya. Untuk pendukungnya. Ia dipandang seperti pembela trik hidup suku asli Amerika. Akan tetapi untuk Apache yang lain, Geronimo diliat jadi pria keras kepala yang cuma didorong nafsu membalas dendam serta membahayakan nyawa orang lain. Baca pula : Biografi Tokoh Dunia : Pocahontas, Pendamai Suku Indian dengan Inggris Bersama-sama bawahan setianya, Geronimo bergerilya di Southwest, serta membuat figurnya berganti dari pemimpin mistis berubah menjadi legenda. Pada sebuah waktu dijelaskan hampir seperempat militer AS, kurang lebih 5. 000 personil, dikerahkan cuma untuk mengincar Geronimo. Puncaknya pada musim panas 1886, Geronimo setuju menyerah sesudah tempatnya diketemukan pasukan AS dibawah pimpinan Jenderal George Crook. Baca pula : Hari Ini dalam Riwayat : Indian Pertama Dilantik Jadi Presiden Bolivia Sewaktu Geronimo menyerah, ia bawa senapan mode Winchester 1876 lever-action dengan laras berselimutkan perak, dan nomer seri 109450. Tidak hanya itu, ia pun punyai pistol revolver Colt Single Action Army berbahan nikel dan gading, serta pisau Sheffield Bowie. 3. Jadi Tahanan Perang serta Kematian Geronimo bersama-sama orang Apache lain, terhitung sebagai pemandu pasukan AS, diperlakukan jadi tahanan serta dikirim ke Fort Sam Houston di Sant Antonio, Texas. Militer meredam mereka saat enam minggu sebelum dipindahkan ke Fort Pickens di Pensacola, Florida. Keluarga Geronimo di letakkan di Fort Marion. Pindahan itu dikerjakan manfaat jauhi manuver pemerintah sipil Arizona yang punya niat mengadili mereka atas kejahatan membunuh orang Amerika saat perang. Sewaktu Geronimo di tahanan, beberapa pebisnis lalu punya buah pikiran untuk jadikan pahlawan Apache itu jadi pertunjukan wisata. Kurang dari 10 tahun sesudah ia menyerah, Geronimo diperlakukan bak selebriti. Pada 1905, ia menerbitkan otobiografinya. Baca pula : Trump Katakan Kalimat Rasis di Hadapan Veteran Perang Indian Di tahun yang sama, ia punya peluang bersua Presiden Theodore Roosevelt serta mendesaknya untuk biarkan rakyatnya kembali pada Arizona meskipun tidak berhasil. Kematian Geronimo dikira berlangsung pada Februari 1909. Waktu itu, ia terlempar sewaktu berkuda, serta harus habiskan malam di udara dingin. Sewaktu seseorang kawan menemukannya besok paginya, situasi Geronimo udah merisaukan. Ia wafat gara-gara pneumonia pada 17 Februari 1909 dalam umur 79 tahun. Di ranjangnya di Fort Still Oklahoma, Geronimo sempat menyatakan terhadap keponakannya jika ia menyesali tingkah lakunya kenapa menyerah terhadap AS. " Saya harusnya tak pernah menyerah. Saya harusnya bertarung sampai berubah menjadi pejuang paling akhir yang tetap berdiri, " tutur Geronimo dalam kalimat terakhir kalinya. Ia disemayamkan di Fort Still bersama-sama orang Indian yang lain di Pemakaman Tahanan Perang Apache Indian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar