Selasa, 13 Agustus 2019

Jangan Lewatkan Kejayaan Lahore di Masa Dinasti Mughal

Bertandang ke Pakistan, gak komplet rasa-rasanya apabila gak menyambangi Lahore. Sekarang ini, Lahore sebagai kota ke dua paling besar di Pakistan. Dengan masyarakat lebih kurang 10 juta jiwa, kota ini lantas bertempat jadi kota ke-5 dengan masyarakat paling banyak di Asia Selatan.

Perihal lain yg perlu dicatat dari kota ini yaitu sejarahnya. Pada waktu pemerintahan Dinasti Mughal, Lahore sebagai salah satunya negara sisi terutama. Sejak mulai 1585-1598, Lahore bertindak jadi ibu kota kekaisaran Islam ini. Sesudah itu, ibu kota dipindahkan ke Agra (sampai 1648) , lalu ubah ke Delhi. Walaupun gak berstatus ibu kota, Lahore yg punyai urutan strategis, di rute ketujuan Afghanistan, Multan, serta Kashmir, terus berubah menjadi kota penting untuk Dinasti Mughal.

Pada waktu Dinasti Mughal, Lahore capai pucuk kejayaan arsitekturalnya. Beberapa bangunan besar serta indah dibuat, dimulai dari istana, masjid, sampai benteng. Silakan kita singgahi tiga tempat indah juga sekaligus bersejarah di Lahore.
Simak Juga : fungsi invers

Masjid Badashi

Masjid Badshahi yg punyai makna Masjid Raja ini yaitu masjid paling besar ke dua di Pakistan serta di Asia Selatan, pun sebagai masjid ke tujuh paling besar di dunia. Saat 313 tahun (1673-1986) , Masjid Badshahi sebagai masjid paling besar di lokasi Pakistan, sebelum selanjutnya ditundukkan dalam ukuran oleh Masjid Shah Faisal yg berdiri gagah di Islamabad.

Bisa menyimpan 10 ribu jamaah di area shalat khusus serta 100 ribu jamaah di halaman serta serambi, Masjid Badshahi dibikin pada 1673 oleh raja ke enam Dinasti Mughal Aurangzeb Alamgir. Aurangzeb yaitu putra dari Shah Jahan, pendiri Taj Mahal.

Pembangunan masjid ini dilaksanakan dibawah pengawasan saudara angkat Aurangzeb, Muzaffar Hussain. Masjid Badshahi sebagai masjid dengan halaman terluas di dunia. Empat menaranya menjulang tinggi, bahkan juga 4, 2 mtr. tambah tinggi dibanding dengan menara Taj Mahal.

Arsitektur serta rancangan Masjid Badshahi begitu serupa dengan Masjid Jami' Delhi, India, yg dibikin pada 1648 oleh Shah Jahan. Desainnya mendapat inspirasi oleh arsitektur Islam, Persia, Asia Tengah, serta dikit efek India. Seperti gelar Alamgir yg bermakna “penakluk dunia” yg tersemat pada diri Raja Aurangzeb, bangunan Masjid Badshahi lantas punyai sifat berani, luas, serta besar.

Artikel Terkait : luas trapesium
Benteng Lahore

Benteng Lahore atau Lahore Fort atau Shahi Qila dibikin oleh penguasa Mughal, Sultan Besar Shah, yg menyuruh pada 1556-1605. Disaat dia menempatkan ibu kota kekaisaran ke Lahore, dia bangun suatu istana berbenteng dipinggir kota yg menghadap ke Sungai Ravi. Bangunan yg kedepannya diketahui jadi Benteng Lahore ini dibikin dari bata merah, bahan bangunan tradisionil di lokasi itu. Bersifat trapesium, benteng ini berdiri di daerah seluas 20 hektare Rancangan arsitektur unik Mughal mencolok pada bangunan ini. Tembok-tembok luar benteng didekorasi dengan beberapa ratus ubin berwarna cerah yg tersusun dalam pola-pola geometris ruwet.

Kompleks ini mencakup Sheesh Mahal, gerbang Alamgiri, paviliun Naulakha, serta Masjid Moti. Pada 1981, benteng ini dikatakan jadi situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Jadi, gak terlalu berlebih apabila pada Expo Dunia 2010 paviliun Pakistan dirancang serupa benteng ini.

Taman Shalimar

Seperti Benteng Lahore, taman ini lantas udah dikatakan jadi situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Dia dibikin oleh penguasa ke-5 Dinasti Mughal, Shah Jahan, yg menyuruh pada 1627-1658. Dibikin pada 1641-1642, Taman Shalimar sebagai rancangan taman air paling hebat yg sempat dibikin Dinasti Mughal. Taman ini bersifat persegi panjang serta punyai banyak paviliun pualam dengan rancangan ruwet. Menyaksikan hal semacam itu, jelas sekali taman ini diselesaikan oleh tangan-tangan yg tangkas.

Taman ini pun punyai tiga teras dengan dua pergantian tingkat. Pada teras sisi tengah, ada kolam persegi yg konon punyai 152 air mancur. Dari singgasana pualamnya, sang sultan dapat memandangi kolam cantik ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar