Rabu, 20 Februari 2019

Jangan Lewatkan Ini Dia 5 Kesalahan Pengucapan Berbahasa Indonesia di Masyarakat

Bahasa Indonesia adalah bahasa sah di Indonesia juga sekaligus menjadi bahasa persatuan. Dalam bahasa Indonesia, orang dari sabang sampai merauke yang berlainan suku dapat sama sama berkomunikasi. Diluar itu, bahasa Indonesia pun adalah satu diantaranya unsur kekayaan budaya bangsa.

Akan tetapi, amat disayangkan. Tidak dikit rakyat Indonesia sendiri, yang lahir serta di besarkan di Bumi Ibu Pertiwi tidak mengawasi bahasa Indonesia. Memanfaatkan bahasa Indonesia seenaknya serta tidak pas atura-aturan yang laku, ganti kosa kata baku dengan yang tak baku, atau mencampurkan adukkan pada bahasa asing serta bahasa Indonesia. Mengakibatkan, muncul beragam kekeliruan dalam berbahasa Indonesia yang udah ditolerir oleh orang. Udah dipandang biasa, atau bahkan juga sedikit orang yang tahu kalaupun adat itu salah.
Simak Juga : kata baku dan tidak baku

Kekeliruan berbahasa Indonesia yang ditolerir, salah satunya :

1. Pemakaian kata ubah punya " nya "
Siapa namanya? Alamatnya dimana? Bisa tahu nomer teleponnya, nggak?
Itu kalimat yang biasa dipakai kalaupun kita berteman dengan orang baru. Sepintas nampak biasa saja. Namun, sebetulnya kalimat itu salah. Apakah yang salah?

Dalam kalimat itu ada kata " namanya " . Perlu tahu, jika kata " -nya " merupakan kata ubah punya buat orang ke-3. Bila dalam bahasa Inggris sama juga dengan " his " atau " her " . Jadi, amat tak etis seandainya kita menanyakan pada orang ke dua (kamu) namun kita memanfaatkan kata ubah punya orang ke-3 (ia) .

Kalaupun kita artikan dengan harfiah, jadi berarti bisa jadi " siapa nama ia? " . Nampak, 'kan, kalaupun susunan kalimatnya salah? Tidakkah tak menyambung disaat kita menanyakan pada orang ke dua, jadi memanfaatkan katanya. Harusnya kita teliti. Seandainya ada yang menanyakan " siapa namanya " , jadi jawablah, " Nama siapa? Yang Anda tujuan, ia siapa? " Baru dijawab bila redaksi kalimatnya diperbaiki jadi, " Siapa namamu? "



2. Kata " oke "
Oke, kelak kita ketemuan jam enam.
Kata " oke " udah umum dipakai di orang. Dimulai dari golongan rakyat biasa sampai beberapa petinggi negara. Kata " oke " umumnya dipakai kala kita menyepakati pengakuan orang yang lain.

Tahukah Anda, kalaupun kata " oke " sebetulnya bukan bahasa Indonesia asli? Kata " oke " sebetulnya adalah bahasa Inggris yang bila dialihkan ke bahasa Indonesia ini mengandung arti " oke " . Lihat Juga : artikel pendidikan

Sayangnya, ada banyak yang lebih puas memanfaatkan kata " oke " ketimbang oke. Walaupun sebenarnya, yang disebut ciri-ciri bangsa Indonesia merupakan kata oke. Sayang, sebagian besar orang udah melupakan peraturan itu serta memandangnya suatu hal yang benar.

3. Pelafalan huruf " V "
Bagaimana caranya kalian membaca TVRI? Bagaimana juga kalian mengatakan TV?

Itu kekeliruan yang banyak berlangsung di orang. Adalah pelafalan huruf V yang kerap kita baca " Vi " . Perumpamaannya, TV dibaca " Ti Vi " . Walaupun sebenarnya, dalam bahasa Indonesia huruf T dibaca " Te " serta huruf V dibaca " Ve " , bukan " Vi " .


4. Imbuhan " -ir "
Menjadi staf keuangan, tentu saja mesti dapat mengatur keuangan perusahaan
Kemungkinan kata " mengatur " udah tidak aneh kembali di telinga kita. Mengatur biasa kita artikan menjadi " mengendalikan " , " membuat " atau " mengatur " . Sebetulnya tak seluruhnya salah. Namun, ada kekeliruan pemakaian imbuhan " -ir " akhir kata organisasi. Walaupun sebenarnya imbuhan " -ir " tak ada di dalam peraturan kebahasaan bahasa Indonesia. Yang ada merupakan imbuhan " -isasi " . Jadi, kata yang kerap kita dengar atau katakan seperti, mengatur, meminimalkan, serta menetralkan sebetulnya kurang pas. Harusnya, kata " mengatur " ditukar jadi " mengorganisasi " . " Menetralkan " harusnya dirubah jadi " menetralisasi " .

5. Kata ubah " gua "
Ehh besok gua ada kerja group sama Meli. Lu pengen nemenin nggak? Sekaligus Lu pdkt sama ia
Lihat kalimat diatas, rasa-rasanya mau menangis. Demikian kalut bahasa Indonesia yang dipakai. Banyak kata yang tidak pas dalam bahasa Indonesia yang baku, bahasa yang sesuai EYD.

Memang banyak yang butuh dikoreksi. Namun, kesempatan ini saya akan mengkaji kata " gua " .

Buat golongan millenials, udah tidak asing untuk mereka kata " gua " menjadi kata ubah orang pertama. Walaupun sebenarnya, dalam KBBI, kata " gua " merupakan suatu terowongan dibawah tanah. Perumpamaannya saja Gua Belanda, Gua Jepang, Gua Hira dan seterusnya. Tiada kata " gua " menjadi kata ubah orang pertama.

Itu 5 kekeliruan berbahasa Indonesia yang udah ditolerir. Hingga, baik di golongan orang terbelakang, golongan berpendidikan, bahkan juga sampai petinggi sekalinya merasa kekeliruan itu benar serta biasa saja. Mari kita perbaiki kembali tata kebahasaan kita. Pakai bahasa Indonesia yang benar serta baik. Lantaran, kalaupun bukan di mulai dari diri kita sendiri, oleh siapa kembali?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar