Kamis, 11 Juli 2019

Beginilah Persiapan AS Tarik Pasukan dari Afghanistan

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menyatakan faksinya mengawali diskusi buat menarik pasukan Negeri Paman Sam dari Afghanistan.

Ketentuan itu tergantung pada negosiasi babak akhir dengan Taliban, yg memandang perlu Taliban tidak untuk buat perlindungan banyak teroris apabila pasukan Amerika tinggalkan Afghanistan.

" Mengingat perubahan ini, kami udah mengawali diskusi dengan Taliban perihal hadirnya militer asing, yg sekarang terus berdasar pada situasi, " kata Pompeo, seperti dilansir Washington Examiner, Rabu, 26 Juni 2019.
Baca Juga : teks negosiasi

Bagaimana respon anda perihal artikel ini? Senang Inspire Confuse Sad
" Serta sesaat kami udah memperjelas terhadap Taliban kalau kami siap buat menempatkan pasukan kami. Saya mau memperjelas kalau kami belum mempersetujui skedul waktu buat melaksanakannya, ” paparnya.

Pompeo memberitakan hal semacam itu sembari mengedepankan pentingnya penuturan langsung di antara Taliban serta pemerintah pusat, yg udah tidak diterima oleh Taliban. Komentarnya yaitu penampakan optimisme yg langka akan tetapi diikuti kesukaran dengan sikap Taliban.

" Perihal terorisme, kami udah bikin perubahan fakta serta hampir siap buat mengaitkan draft teks yg menguraikan tanggung jawab Taliban buat masuk dengan sama-sama penduduk Afghanistan dalam meyakinkan kalau tanah Afghanistan tidak sempat berubah menjadi surga yg aman untuk banyak teroris, " kata Pompeo.

" Seluruh pihak setuju kalau menuntaskan wawasan AS-Taliban terkait terorisme serta hadirnya pasukan asing bakal buka pintu untuk dialog serta negosiasi antar-Afghanistan, ” katanya.

Proses negosiasi udah terjadi sejak mulai Januari, disaat klub perunding AS yg di pimpin oleh Perwakilan Privat Zalmay Khalilzad memberitakan kalau Taliban udah mempersetujui " kerangka kerja " buat perjanjian selanjutnya. Akan tetapi negosiasi berlangsung ditengah-tengah gelombang kekerasan oleh Taliban serta afiliasi ISIS, yg diketahui jadi ISIS-Khorasan.

Taliban mengintimidasi bakal memperlancar serangan pada wartawan Afghanistan apabila media tak berhenti menerbitkan " sentimen anti-jihad serta Taliban. " Dalam perkara begitu, wartawan atau karyawan dari organisasi media yg dikatakan ini akan tidak aman, " kata Taliban pada Senin 24 Juni.

Di lain bagian, banyak petinggi AS udah berhenti menerbitkan penilaian terkait sebagaimana banyak lokasi yg dikuasai Taliban, namun kematian penduduk sipil capai rekor paling tinggi pada 2018 serta anggota parlemen di ke-2 pihak mengaku kalau grup itu tengah bergerak.

Pompeo mengharapkan buat capai perjanjian sebelum 1 September, disaat banyak pemilih Afghanistan diprediksikan bakal pergi ke tempat pungutan suara buat penentuan yg udah di tunda kedua kalinya. " Namun berusaha perdamaian tak mesti tunggu hingga penentuan Presiden Afghanistan, " imbuhnya.
Simak Juga : contoh teks laporan hasil observasi

" Rencana penentuan mesti maju tiada pengunduran kala kita menguber perdamaian yg pantas untuk rakyat Afghanistan, ” pungkas Pompeo.

Pimpinan Korps Diplomat Amerika itu mengharapkan kalau " dialog antar-Afghanistan " yg ditengahi oleh Jerman serta Qatar bakal mendukung memajukan negosiasi penuh di antara Pemerintah Afghanistan serta Taliban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar